Pages

Rabu, 13 April 2016

Aku dan Waktuku ~Part 5

Bukan manusia namanya jika ia selau benar. Begitu pula aku. Pasti ada waktunya melakukan kesalahan. Salah satu dari sekian banyak kesalahanku adalah disaat aku berfikir saat itu adalah kali terakhir bersamamu. Ya, malam itu disaat aku dan kau tak sengaja chatting. Dan saling menanyakan akan melanjutkan sekolah dimana. Saat itu aku tahu,aku akan mengalami 3 X 360 hari bersamamu lagi.Tetapi tidak seperti dulu, kali ini kita berbeda kelas. Malam itu kau menggagalkan semua rencanaku. Aku tersenyum ketika Malam itu kau mendukung rencana awal pilihan sekolahku dan kau mendukungnya karena alasan sesuai hobiku. Kau tau hobiku? Ternyata kau tak begitu acuh terhadapku. Itu yang terfikirkan olehku malam itu. Kutarik nafas panjang. Dan kuhembuskan sembari memejamkan mata. Ku tau itu tidak mudah.

Memasuki minggu kedua 360 hari pertamaku. Rutinitas MOPD yang kujalani saat itu adalah saat dimana setiap hari kau selalu mengirimkan pesan untukku. Bukan pesan yang spesial, hanya sekedar menanyakan barang yang harus kau bawa saat itu. Tetapi itu bukan masalah bagiku. Karena, setidaknya kau mempercayaiku sebagai orang yang tepat untuk dimintai bantuan. Mungkin sering aku ketiduran saat menunggu balasan chat mu yang cukup lama karena kau sedang asyik dengan game. Aku memang mencintaimu namun aku tak pernah berfikir untuk berusaha memilikimu. Cukup harapan ku bersamamu yang akan berjalan bersama waktu yang akan terus bergulir menuju suatu titik yang dinamakan perpisahan. Aku sadar aku terlalu banyak bermimpi. Kau terlalu indah untukku. Mungkin seperti sepenggal lagu yang dibawakan Astrid "Aku bahkan tidak seindah, ku tak seindah kedipan matamu". Begitu banyak yang menyukaimu, tak terkecuali sahabatku. Sahabat baikku. Jika kau dan sahabatku memang saling menyukai aku rela melihat kalian mengukir senyum bahagia bersama. Bukankah cinta adalah merelakan orang yang kita sayangi untuk bahagia. Akankah itu disebut cinta jika kita terobsesi ingin memilikinya? Jika iya, lalu dimana letak perbedaan nafsu dan cinta? Aku mencintaimu seperti udara, aku akan tetap ada meski kau sama sekali tak pernah ingin tau seperti apa aku. Seperti bumi yang akan selalu berputar hingga akhir masa yang menghentikan. Seperti kuku yang akan selalu tumbuh meski kau coba patahkan.



Aku masih ingat saat kau mengatakan bahwa aku pemalu dan selalu menghindar saat bertemu denganmu. Saat itu aku tersenyum lalu berfikir "teryata kau memperhatikanku saat kau melihatku".
Dulu saat kau tanyakan apakah aku menyukai seseorang lalu kujawab tidak, perlu kau tahu, seharusnya kau tak perlu menanyakan itu, kau yang ku sukai, kau yang selama ini membuat rasaku tak pernah mampu kuberikan untuk yang lain. Rasaku untuk yang bertanya bukan untuk orang lain. Pernahkah kau merasakan hal itu? Sekian lama aku membiarkan rasa ini. Membeku dalam diam ku. Mengendap bersama rasa dalam jiwaku. Cinta dalam diam ini lah yang mampu kupertahankan. Aku yakin, Pernahkan kau lihat aku menerjang hujan? Apakah Kau tau, hujan adalah waktu dimana aku mampu meluapkan semua rasa yang kupendam. Hujan adalah momen dimana setiap tetesnya mengalir dalam tubuhku. Bersama tetesnya hujan mengalir pula tangisku. Jika kau tanya air mataku? Mungkin memang tidak akan ada yang mengetahui. Karena tetes tangisku berasal dari hati, bukan mataku.

Part 5~klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text